Charger Dicolok ke Stopkontak Tanpa Digunakan. Apakah aman? - Whizynet

Charger Dicolok ke Stopkontak Tanpa Digunakan. Apakah aman?

Charger Dicolok ke Stopkontak Tanpa Digunakan. Apakah aman?
Charger Dicolok ke Stopkontak Tanpa Digunakan

Banyak pertanyaan yang beredar di masyarakat seputar hal ini "Apakah cas-an hape aman jika dicolok tapi tidak digunakan?" atau biasanya "Apakah charger handphone boros setrum jika dicolok tapi tidak dipakai?" Jawaban singkatnya adalah: ya dan tidak.

Iya bahwa charger ponsel/smartphone zaman sekarang aman untuk terus dicolok ke stopkontak tanpa dipakai mengisi daya smartphone dan juga hal ini tidak secara berlebihan membuat listrik di rumah menjadi boros.

Namun bukan berarti hal ini menjadi sesuatu yang bisa dimaklumi dan berujung menjadi kebiasaan karena pada nyatanya hal ini berdampak juga dalam beberapa hal kedepannya. Beberapa alasan untuk tidak meninggalkan charger tercolok tanpa digunakan:


Konsumsi Daya Listrik

Pertama-tama perlu diketahui bahwa perangkat atau device elektronik jenis apapun akan mengonsumsi daya listrik saat terhubung ke sumber listrik terutama jenis perangkat yang memiliki rangkaian konversi daya seperti power supply, adaptor/charger, baik itu power supply atau catu daya model klasik (linear) maupun catu daya jenis switching.


Kualitas Antar Charger

Kedua, jangan samakan setiap charger smartphone sebagai produk yang sama/setara. Contoh sederhananya adalah adanya perbedaan kualitas antara charger original buatan pabrikan smartphone vs. charger murah buatan antah berantah yang bahkan tidak memiliki sertifikasi sama sekali maupun quality control dalam produksinya.


Perbedaan Protokol Charging

Ketiga, setiap charger memiliki protokol charging atau pengisian daya yang berbeda-beda, terutama pada charger yang telah menggunakan konektor USB tipe-C dibandingkan dengan charger model sebelumnya yang masih menggunakan konektor USB tipe micro-B yang umum digunakan pada segmen smartphone kelas entry-level

Pada umumnya charger yang menggunakan konektor USB tipe-C sudah bisa mendukung fitur fast charging melalui protokol PD (power delivery) yang biasanya mengeluarkan output tegangan lebih besar dari 5V[1] sehingga daya keluaran akan semakin besar yang berdampak pada panas yang berlebih.

Sumber: Wikimedia Commons di bawah lisensi CC BY-SA 4.0 [2]

Gangguan Kelistrikan

Keempat, gangguan listrik, yup benar! Membiarkan casan atau charger-an terkoneksi ke stopkontak = mengkoneksikan casan ke sistem kelistrikan luar rumah. Lalu apa masalahnya? Charger yang terkoneksi ke jaringan listrik secara terus-menerus akan memiliki resiko rusak lebih tinggi akibat gangguan listrik yang bisa kapan saja terjadi.

Gangguan listrik yang terjadi dapat berupa turunnya tegangan kerja (<220V) maupun resiko yang lebih besar yakni sambaran petir terutama bagi rumah yang tidak memiliki pengamanan anti petir yang bagus.



Rugi Akibat Harmonisa

Kelima dan terakhir, adalah harmonics atau harmonisa. Harmonisa adalah gangguan sinyal kelistrikan yang muncul akibat interferensi sinyal listrik dari perangkat yang memiliki komponen elektronika aktif dan ini banyak dimiliki oleh charger yang menggunakan sistem switching.

Walaupun demikian studi menunjukkan bahwa efek THD lebih dominan ditemukan dan berefek paling besar pada charger kendaraan mobil listrik.[3] Walaupun charger hp model jadul juga menunjukkan efek yang serupa.[4]

Jadi jangan kebiasaan meninggalkan charger mobil listrik tercolok tanpa digunakan ya..


Kesimpulan

Meninggalkan charger atau casan hp dalam kondisi tercolok ke listrik 'aman' dan tidak membuat daya listrik menjadi boros, demikian juga berlaku untuk charger laptop dan charger perangkat elektronika modern lain yang sudah memiliki sistem keamanan yang mumpuni. Namun alangkah bijaknya jika kebiasaan mencabut charger yang sudah tidak digunakan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi meminimalisir kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi akibat hal yang tidak terprediksi sebelumnya. Ada sebuah adagium dari Murphy's Law   yang menyatakan bahwa "Anything that can go wrong will go wrong." Jadi tidak ada salahnya berjaga-jaga bukan?



Referensi

  1. "USB Power Delivery" . USB.org. Diarsipkan dari sumber asli pada tanggal 20 November 2022. Diakses pada tanggal 15 Desember 2022.
  2. "USB plug type comparison". Original work by Santeri Viinamäki and masamic , compiled by Wijaya Yoga under the CC BY-SA 4.0 license material.
  3. Basu, Malabika & Gaughan, K. & Coyle, Eugene. (2004). "Harmonic distortion caused by EV battery chargers in the distribution systems network and its remedy" . 39th International Universities Power Engineering Conference, UPEC 2004 - Conference Proceedings. 2. 869 - 873 vol. 1. 10.1109/UPEC.2004.192471. 
  4. Capasso, A. & Lamedica, R. & Prudenzi, A.. (2000). "Cellular phone battery chargers impact on voltage quality" . 3. 1433 - 1438 vol. 3. 10.1109/PESS.2000.868735. 


EmoticonEmoticon

Formulir Kontak